Semua Berawal dari Jemblok

Mungkin kalian bertanya-tanya apa itu Jemblok. Saya perjelas saja disini: Jemblok itu adalah singkatan dari Jemblem Coklat. Singkatan ini dibuat oleh teman saya, saudara Pungkas, sang pecinta alam. Jemblem merupakan makanan khas jawa (sepertinya) yang terbuat dari ubi (kayaknya) yang berisi kelapa parut (kayaknya). Sedangkan coklat adalah coklat. 

Saat semester pertama, kami kedatangan seorang senior -yang entahlah siapa dan darimana saya lupa-. Satu hal yang pasti, dia menawarkan alias sosialisasi tentang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan DIKTI. Saya, dengan jiwa muda dan kejantanan prima merasa tertantang untuk mengikuti program ini. 

"Pokoknya kita ikut saja, kalah menang tidak masalah!" tuturku kepada teman-teman. Saat itu yang menyimak adalah Didit, Latief dan Pungkas.

"Terus idenya apa?" Latief, sang pemuda dari Sampit bertanya polos.

"Nah itu pertanyaan bagus tief, itulah gunanya kelompok" sahut ku.

Didit diam. Pungkas berpikir.

"Gimana kalau Jemblem kita gabung dengan Coklat?" tiba-tiba Pungkas bersuara.

"Ya! itu ide yang sangat bagus, tak kusangka kamu pintar juga!" aku langsung mengiyakan.

Latief manggut-manggut sok mengerti. Didit diam

"Jemblem digabung dengan Coklat, kita namakan ini Jemblok! Jemblem-Coklat"

"YAAA SETUJUU!"

"Emangnya kamu tahu jemblem itu apa Mad?" tanya Didit yang akhirnya bicara.

"Hmmm..." Aku berpikir keras.

"Enggak sih..."

Didit diam.

*****

Gara-gara ide brilian Pungkas, kami akhirnya menyadari kejeniusan beliau. Namun, ternyata perundingan berjalan alot, Didit merasa tak punya kepercayaan diri untuk ikut program ini. Pungkas ragu-ragu. Sementara aku dan Latief setuju. Kami menang suara. Akhirnya kami ikut program tersebut dan hasilnya adalah... gagal total. Tapi ternyata pengalaman ini memberi hikmah tersendiri, kami menang di kejuaraan lainnya. Untuk lebih lengkap ceritanya, silakan baca disini

Dari sinilah awal mula pertemanan kami: Saya, Didit, Latief dan Pungkas.

"Bikin di blog gih Mad, tulisan judulnya 'semuanya berawal dari jemblok'" pinta Didit tempo hari.

"Iya deh nanti.." 

Dit, saat kau membaca ini, ketahuilah mimpimu selama ini terwujud. *ambil tisu*

*****

Pada pemilihan BEM 2012, saat itu yang menjabat adalah Mas Bambang, kami berempat ditawari sesuatu oleh seseorang, sebut saja Mas Ibnu Infadz Al Qanwn. "Sesuatu" itu adalah kursi Presiden BEM! *Bumi gonjang ganjing* *Inul goyang ngebor* *Turunkan harga Tiket Pesawat*

Entah kenapa kami juga ditawari oleh "pihak lain". Pihak yang ini lebih besar, skala nasional bro. Ah sudahlah paling malas memabahas ini. Kembali ke apotik, eh topik.

Menurut beberapa pakar telematika dan intelektual lainnya, kami berempat dipilih karena potensi suara kami yang sangat besar. Sebenarnya, saya lebih curiga gara-gara muka kami yang memelas dan ngeselin, jadi pas pencoblosan orang-orang pada marah, walhasil dicobloslah gambar dan kami menang. Simpel dan jenius.

Dan masih banyak lagi serangkaian peristiwa yang bahkan tak bisa kulukiskan dengan kata-kata. Soalnya susah, ngelukis kan pake kuas.

Karena bingung mau nulis apa, maka ada baiknya saya berpikir lebih dulu. Baiklah. Saya akan membahas personal-personal disini aja deh.

Pertama ada Latief, Presiden BEM (akhirnya dia maju sendiri, setelah tak ada kesepakatan antara kami, Mas Ibnu Infadz Al Qanwn dan "pihak lain" itu, hebatnya dia menang, karena dia satu-satunya calon!).

Ampuni Hamba

Original Size
Liat tampangnya yang tak berdosa itu, Lihatlah saudara-saudaraku dengan seksama!

Ya udah sih nggak ada apa-apa juga.

Berikut Biodata Latief:
Nama Lengkap: Latief Dipta Bachtiar
Nama Panggilan: Latief, Latip
Tempat tinggal: Ruang BEM, Gadang

Fakta-Fakta
  • memiliki janggut lebat macam para ustadz, bikin iri aja.
  • Pernah mengikuti program KLIK (Klinik Nikah) asuhan Ustadz Yosi di masjid Ramadhan   Griya Santha Suhat.
  • Beliau merupakan yang termuda diantara kami, namun tampangnya adalah yang paling tua.
  • Memiliki banyak fans dari segala angkatan
  • Mempunyai SIM C.
 Kebelet nikah ni anak.


Yang kedua ada Pungkas sang mantan. Mantan Mahasiswa. Pecinta. Alam. Dulu doi sering banget nggak masuk sekolah eh kampus gegara ikut impala. Tapi ya nggak papa. Namanya juga gairah ya nggak.
Facebook pernah heboh gara-gara foto ini.
Biodata Pungkas
Nama Lengkap: Pungkas Nurrohman
Nama Panggilan: Pungkas, Pung, Kas, Bastian, Kamila
Tempat tinggal: Kepanjen, Sekret Impala, Joyogrand (dulu)

Fakta-Fakta
  • Pernah hilang beberapa hari, ternyata ke tinggalan di Indomaret gunung.
  • Anak pecinta alam.
  • Kalo tidur dulu gaya nya suka tiarap (mending, daripada push up).
  • Motor Happy nya dijual buat happy-happy di Makassar.
  • Sempat digosipin sama beberapa cewek tapi nihil
  • Gara-gara fakta diatas, saya curiga dia nafsunya sama pohon ketimbang cewek
  • Berangkat ke kantor pakai tas gunung.
  • Sangat Jenius.
- Contoh kejeniusan Pungkas adalah ketika seisi kelas ditanya apa sebutan bagi jasa penilai, tak ada yang mampu menjawab kecuali Pungkas: "Appraisal!"

Dan masih banyak lagi kejeniusan Pungkas yang tentunya tak senonoh jika diceritakan disini.


Terakhir ada Didit alias Dith Onion, entah mengapa nama facebooknya adalah Dith Onion.


No Comment deh.
Didit, begitulah sapaannya.

Biodata Didit
Nama Lengkap: Rahadian Setya Utama
Nama Panggilan: Didit
Tempat tinggal: Sawojajar

Fakta-fakta:
  • Penyuka Gundam dan Action Figure. Jejepangan lah.
  • Nggak suka pedas
  • Kelihatan pendiam
  • Pernah "in relationship" dengan seorang cowok di facebook. Tuhan, ternyata itu buat candaan saja.
  • Kawan seper-download-an. Terlihat selalu bersama laptopnya (mungkin pacarnya? siapa tahu)
  • Pertama kali berkenalan di Mesjid Ibnu Sina, kemudian kami menyebutnya Masjid Cilok Bakar, yang terkenal penyebutannya sampai angkatan di bawah kami
  • Spion motornya ada 2
Jadi begitulah. Teman saya memang begitu, mohon dimaklumi. Kalau tiba-tiba blog ini ada yang nge-hack pastilah diantara mereka bertiga. Tolong.

Kalau di ibaratkan keluarga, maka yang paling pas jadi Bapak adalah Pungkas, Istrinya Didit, kemudian Saya adalah anak tunggal alias Nobita. Latief Doraemonnya. Saya rasa ini cukup adil dan Ilmiah.

Meski kadang kami kerap berselisih gara-gara kejeniusan Pungkas atau kesotoyan saya, meski kadang badai menghadang, meski jarak dan waktu memisahkan, tapi saya harap rumah tangga perkawanan kami langgeng hingga matahari tak lagi terbit.



Waru, 28 Mei 2015

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wawancara dengan Alfa Maqih

Pindah

Pelajaran dari Ta Lo Xa Chung Cu